Jumat, 20 Januari 2012

Chip Bios


BIOS ( Basic Input Output System)

Salah satu kegunaan paling banyak dari flash memory adalah basic input/ output system (BIOS) dari komputer Anda. Sebenarnya di dalam setiap komputer yang siap pakai, terdapat BIOS yang berguna untuk memastikan semua chip, hard drive, port, dan CPU dapat bekerja bersama.
Setiap dekstop maupun laptop memiliki sebuah mikroprosesor sebagai unit proses utama (central processing unit). Mikroprosesor itu adalah komponen hardware. Untuk dapat bekerja dengan baik, mikroprosesor menjalankan set instruksi yang disebut software. Mungkin Anda telah familiar dengan dua jenis tipe software :
1.Sistem Operasi – sistem operasi menyediakan set layanan agar aplikasi dapat bekerja di komputer Anda dan juga menyediakan antarmuka pengguna yang pokok untuk komputer Anda. Windows XP, MacOS X Leopard, ataupun Linux adalah contoh sistem operasi.
2.Aplikasi – aplikasi adalah software-software yang telah diprogram untuk menjalankan tugas tertentu. Contoh aplikasi seperti aplikasi pengolah kata (Microsoft Word, Open Office.org), pengolah grafis (Adobe Photoshop, GIMP), atau pun pengolah musik (WinAmp, XMPlay).
Sedangkan BIOS adalah software ketiga yang harus ada agar komputer dapat bekerja dengan baik dan benar. Software BIOS mempunyai beberapa kegunaan, tetapi kegunaan paling utama adalah untuk memanggil (load) sistem operasi. Ketika Anda menyalakan komputer dan mikroprosesor akan menjalankan instruksi pertama yang harus didapatkan dari suatu tempat. Instruksi tidak dapat diambil dari sistem operasi karena sistem operasi terletak di dalam hard disk dan mikroprosesor tidak dapat mengambil dari sistem operasi jika tidak diberi tahu caranya. BIOS menyediakan instruksi-instruksi tersebut. Tugas-tugas dari BIOS lainnya adalah sebagai berikut :
1.POST atau power-on self-test untuk mengecek semua hardware yang ada di sistem komputer untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik dan benar.
2.Mengaktivasi chip-chip BIOS lainnya yang terdapat di peripheral tambahan yang terinstall di komputer. Contohnya, SCSI dan graphic card (VGA) biasanya mempunyai chip BIOS sendiri.
3.Menyediakan set low-level routine yang sistem operasi gunakan untuk menghubungkan device hardware-hardware yang berbeda. Routine inilah yang memberikan BIOS namanya. Set-set tersebut mengatur keyboard, layar, dan port serial serta parallel, khususnya saat komputer boot-ing.
4.Mengatur setting-setting untuk hard disk, RAM, waktu, dan lain sebagainya.
BIOS adalah software spesial yang menghubungkan komponen-komponen hardware utama komputer Anda dengan sistem operasi. BIOS biasanya ditanam di chip flash memori yang ada di motherboard, tetapi terkadang chip tersebut hanyalah tipe lain dari ROM.

http://i407.photobucket.com/albums/pp151/mizan25/upload/bios1.jpg

Ketika Anda menyalakan komputer, BIOS mengerjakan berbagai hal. Berikut ini adalah urutan kerja dari BIOS :
1.Mengecek susunan CMOS untuk setting buatan (custom).
2.Memanggil pengendali interupsi dan driver-driver dari device yang ada.
3.Memberikan nilai awal untuk register dan pengaturan tenaga.
4.Menjalankan POST (power-on self-test).
5.Menampilkan setting sistem.
6.Menentukan device mana yang bootable.
7.Memulai urutan bootstrap.

Bagian pertama yang dicek oleh BIOS adalah informasi yang tersimpan di dalam sejumlah kecil (64 byte) RAM yang terletak di chip complementary metal oxide semiconductor (CMOS). Susunan CMOS menyediakan informasi khusus tentang sistem secara detail dan bisa berubah sesuai setting-an sistem Anda. BIOS menggunakan informasi ini untuk mengubah atau menambah programming default-nya sesuai kebutuhan.

Interrupt handlers atau pengendali interupsi adalah software kecil yang berguna sebagai penerjemah antara komponen hardware dengan sistem operasi. Sebagai contoh, ketika Anda menekan sebuah tombol di keyboard, sinyal terkirim ke pengendali interupsi keyboard yang akan mengatakan ke CPU jenis sinyal yang terkirim dan meneruskannya ke sistem operasi. Driver device adalah software kecil lainnya yang berguna untuk mengenali komponen hardware seperti keyboard, mouse, hard drive, dan CD-ROM. Karena BIOS sering (baca : selalu) menangkap sinyal ke dan dari hardware, maka BIOS biasanya di-copy atau shadowed ke dalam RAM agar berjalan lebih cepat.

Setelah mengecek susunan CMOS dan memanggil pengendali interupsi, BIOS menentukan apakah video card berfungsi. Kebanyakan video card mempunyai miniatur BIOS sendiri yang menentukan nilai awal memori dan prosesor grafis dari card tersebut. Jika tidak terdapat video card tambahan, biasanya terdapat informasi driver video di ROM lain di motherboard yang dapat dipanggil BIOS.
Selanjutnya, BIOS mengecek apakah boot ini cold boot atau reboot. BIOS melakukan ini dengan mengecek nilai dari alamat memori 0000:0472. Nilai 1234h menunjukkan reboot dan BIOS melompati sisa urutan POST. Selain dari itu dianggap sebagai cold boot.

Jika yang terjadi adalah cold boot, BIOS memeriksa RAM dengan menjalankan test read/ write di setiap alamat memori. BIOS juga mengecek port PS/2 atau USB untuk keyboard dan mouse. BIOS juga akan mencari bus peripheral component interconnect (PCI) dan jika menemukan satu card terpasang, akan dilanjutka dengan pengecekan semua card. Jika BIOS menemukan error atau kesalahan saat POST, BIOS akan memberitahu Anda dengan bunyi “beep” yang berurutan sesuai jenis error atau menampilkan pesan kesalahan di layar monitor. Biasanya error di bagian ini disebabkan oleh masalah pada hardware.
BIOS akan menampilkan detail tentang sistem Anda. Umumnya informasi yang ditampilkan adalah :

1.Prosesor
2.Floppy Drive dan Hard Drive
3.Memori
4.Revisi dan tanggal BIOS
5.Display
Setiap driver spesial, seperti driver untuk small computer system interface (SCSI) adapter akan dipanggil dari adapter dan BIOS menampilkan informasinya. Kemudian, BIOS akan mencari di urutan device penyimpan yang dikenali sebagai boot device di susunan CMOS. “Boot” adalah kependekan dari “bootstrap”, seperti dalam peribahasa, “Lift yourself up by your bootstrap (Tegakkan dirimu dengan usahamu sendiri)”. Maksud dari boot adalah proses menjalankan sistem operasi. BIOS akan memulai urutan boot dari device pertama. Jika BIOS tidak menemukannya, maka BIOS akan memulai device kedua. Jika BIOS tidak menemukan file yang tepat di dalam device, proses startup akan dihentikan.
Di penjelasan sebelumnya, terdapat kalimat yang menyebutkan bahwa BIOS mengecek susunan CMOS untuk setting buatan (custom). Inilah cara penjelasan bagaimana mengubah setting CMOS.
Untuk masuk ke susunan (setup) CMOS, Anda harus menekan kombinasi tombol tertentu saat urutan startup awal (initial startup sequence). Sebagian besar sistem menggunakan “Esc”, “Del”, “F1”, F2“, “Ctrl-Esc”, atau “Ctrl-Alt-Esc” untuk masuk ke dalam setup CMOS. Biasanya terdapat satu kalimat teks di paling bawah, yaitu “Press . . . to Enter Setup”.
Setelah Anda memasuki setup, Anda akan melihat kumpulan teks dengan beberapa pilihan. Beberapa pilihan ini standar, namun yang lain bervariasi tergantung dari manufaktur BIOSnya. Pilihan yang umum dijumpai adalah :
1.System Time/ Date - Mengatur waktu dan tanggal sistem.
2.Boot Sequence - Urutan yang BIOS akan panggil untuk memanggil sistem operasi.
3.Plug and Play – Standar untuk mengenali otomatis (auto-detecting) device yang terkoneksi dengan sistem  komputer.
4.Mouse/ Keyboard – “Enable (Mengaktifkan) Num Lock”, “Enable the Keyboard”, “Auto-Detect Mouse”, dan lain-lain.
5.Drive Configuration – Mengatur hard drive, CD-ROM, dan floppy drive.
6.Memori – Menunjuk langsung BIOS untuk meng-copy instruksi ke dalam alamat memori tertentu.
7.Security – Mengatur password untuk mengakses komputer.
8.Power Management – Memilih apakah akan menggunakan pengaturan tenaga (power management) dan juga mengatur jumlah waktu untuk standby dan suspend.
9.Exit – Menyimpan perubahan lalu keluar, mengabaikan perubahan lalu keluar, atau mengembalikan setting ke posisi default.
http://i407.photobucket.com/albums/pp151/mizan25/upload/bios2.jpg
Berhati-hatilah saat mengubah setup. Setting yang salah akan menahan komputer Anda dari booting. Setelah Anda selesai dengan perubahan yang dibutuhkan, pilih “Save Changes” lalu exit. BIOS akan me-restart komputer dan setting yang baru akan terlihat.
BIOS menggunakan teknologi CMOS untuk menyimpan semua perubahan dari setting komputer. Teknologi ini membutuhkan baterai lithium atau Ni-Cad kecil untuk memenuhi kebutuhan energi untuk menyimpan data selama bertahun-tahun.

Terkadang, sebuah komputer akan membutuhkan BIOS yang terbaharui (update). Seiring dengan device dan standar baru yang semakin meningkat, BIOS membutuhkan perubahan agar dapat “memahami” hardware baru. Karena BIOS tersimpan dalam ROM, meng-upgradenya akan lebih sulit dibanding meng-upgrade tipe software lainnya.

Untuk meng-upgrade BIOS, Anda mungkin membutuhkan program spesial dari manufaktur komputer atau BIOS itu sendiri. Cari informasi versi dan tanggal BIOS yang tampil saat startup sistem atau cek di manufaktur komputer Anda untuk mengetahui tipe BIOS komputer Anda. Lalu, masuklah ke web site manufaktur BIOS untuk mencari upgrade yang tersedia. Download-lah upgrade tersebut dan program bantuan yang dibutuhkan untuk menginstall update BIOS. Lalu bacalah instruksi dari manufaktur BIOS untuk cara meng-upgrade BIOS.
Manufaktur BIOS yang cukup terkenal antara lain :
1.American Megatrends Inc. (AMI)
2.Phoenix Technologies
3.Ali
4.Winbond
Seperti mengubah setting CMOS, berhati-hatilah saat mengupgrade BIOS Anda. Pastikan bahwa Anda meng-upgrade versi yang cocok dengan sistem komputer Anda dan Anda mengikuti instruksi upgrade dari manufaktur BIOS dengan benar. Kalau tidak, Anda dapat merusak BIOS dan komputer Anda sama saja sudah “mati”. Jika masih ragu-ragu, lebih baik serahkan pada ahlinya untuk meng-upgrade BIOS.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar